Gejala somatoform adalah manifestasi fisik dari perubahan psikologis atau emosional akibat gangguan somatik tertentu, termasuk kanker, artritis, stres, dan depresi.
Sementara penyebab gangguan ini masih sulit dipahami, teori yang muncul menunjukkan bahwa pasien dengan somatoform umumnya kurang tahan terhadap efek samping rangsangan emosional (seperti bau berbahaya) dan lebih sensitif terhadap efek emosional negatif (seperti nyeri emosional).
Salah satu hal pertama dan terpenting yang harus diingat ketika mempertimbangkan gangguan somatotonik, bagaimanapun, adalah tidak selalu mungkin untuk secara akurat mendiagnosis pasien mengidapnya. Nyatanya, ada banyak kondisi yang tidak dianggap bersifat “psikologis” melainkan “secara biologis”. Misalnya, depresi seringkali merupakan hasil dari perubahan fisik dan gejala yang berhubungan dengan keadaan fisiologis seseorang; Oleh karena itu, sulit untuk mendiagnosis depresi hanya dengan cara medis, tanpa mempertimbangkan keadaan psikologis pasien.
Gejala gangguan somatoform, di sisi lain, sering kali terkait dengan perubahan psikologis, sosial, atau emosional, yang memudahkan untuk mendiagnosis kondisi tersebut. Gejala yang terkait dengan trauma emosional termasuk perasaan bersalah, malu, cemas, takut, putus asa, atau sedih. Perasaan ini sering dialami oleh orang yang mengalami gejala gangguan somatoform. Terkadang mereka juga disertai tekanan emosional yang ekstrem.
Gangguan emosional, meskipun tidak secara langsung disebabkan oleh gejala gangguan somatoform, dapat menjadi gejala dari kesulitan psikologis lain yang mungkin dialami pasien.
Depresi, misalnya, sering kali dapat menjadi gejala dari berbagai masalah psikologis lainnya, termasuk stres, trauma, atau ketidakseimbangan emosional.
Gejala emosional dari gangguan somatoform seringkali dapat disalahartikan dengan jenis gangguan kecemasan lainnya. Misalnya, pasien mungkin mengalami sakit kepala parah, nyeri dada, insomnia, atau bahkan takut mati atau sekarat. Namun, jika gejala emosional konsisten dengan gejala gangguan psikologis lain, seperti depresi, orang tersebut mungkin menderita jenis gangguan kecemasan yang berbeda dari yang dia coba tangani.
Karena kesulitan dalam membedakan antara gejala gangguan somatoform dan efek samping dari trauma psikologis atau emosional, dokter sering menyarankan pasien untuk mencari dukungan psikologis sebagai bagian dari perawatan mereka. Sayangnya, tidak ada pemicu gangguan somatoform yang diketahui, yang berarti bahwa perawatan mungkin tidak efektif kecuali pasien dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah emosional dan psikologis yang mungkin menjadi penyebabnya.
Namun, kecemasan dan gangguan somatoform dapat terjadi bersamaan. Jika hal ini terjadi, gejala gangguan kecemasan bisa disalahartikan sebagai gejala somatoform, yang mengakibatkan pengobatan kedua kondisi tersebut secara bersamaan.
Selain hubungannya dengan kecemasan dan gangguan panik, gangguan somatoform baru-baru ini ditemukan berkorelasi kuat dengan gangguan makan dan bulimia nervosa, gangguan kejiwaan yang ditandai dengan episode pembersihan berulang kali melalui makan berlebihan. Banyak pasien dengan gangguan ini juga ditemukan terlalu sadar diri tentang tubuh mereka, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik, rasa sakit emosional, dan tekanan psikologis.
Praktisi medis telah mencoba menjelaskan akar penyebab gangguan somatoform dengan istilah yang mudah dipahami.
Seorang pasien dengan kondisi ini merasa lelah atau lelah, tidak dapat tidur, sangat cemas atau khawatir, menderita nyeri dada yang parah, terus-menerus gelisah, mudah tersinggung, atau depresi. Sifat pasti dari gejala-gejala ini mungkin berbeda dari satu orang ke orang lain.
Gejala lain mungkin termasuk sakit perut yang tidak diketahui penyebabnya, mudah teriritasi, atau merasa ingin muntah atau buang air. Beberapa pasien mungkin juga mengalami perasaan bersalah, depresi, kekurangan energi, dan mudah tersinggung.
Gejala gangguan somatoform mungkin lebih sulit didiagnosis, terutama jika muncul tanpa gejala sebelumnya. Beberapa pasien mungkin juga mengalami gejala kecemasan atau serangan panik yang tidak merespons metode pengobatan tradisional.
Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang gejala gangguan ini, ahli medis menyarankan agar Anda berbicara dengan dokter Anda. Mereka akan dapat menilai tingkat keparahan gejala dan membantu Anda mengidentifikasi kemungkinan penyebab dan pemicunya. Anda juga dapat mempelajari lebih lanjut tentang pilihan pengobatan yang tersedia untuk Anda.