Gejala Gangguan Stres Akibat Trauma

Gangguan stres sering terjadi pada orang dengan tingkat stres yang tinggi. Gejala tersebut bisa jadi merupakan gejala gangguan lain, misalnya depresi. Namun, ada perbedaan antara gangguan stres akut dan kronis. Gangguan stres akut terjadi sebagai respons terhadap satu pengalaman traumatis, sedangkan stres kronis adalah kondisi berulang yang dapat berlangsung bertahun-tahun. Kerentanan individu memainkan peran penting dalam tingkat keparahan reaksi stres akut, dan sering kali gejala pertama suatu gangguan muncul dalam beberapa jam pertama setelah peristiwa stres.

Orang dengan PTSD sering kali menunjukkan berbagai gejala setelah mengalami peristiwa traumatis. Gejalanya bisa berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan kejadiannya. Timbulnya gejala PTSD bervariasi berdasarkan tingkat keparahan trauma, tingkat keparahan cedera yang diderita, dan kehilangan orang yang dicintai. Risiko seseorang terkena PTSD lebih tinggi pada individu yang mengalami kecelakaan mobil karena dapat memicu gejala PTSD.

Terlepas dari perbedaan tersebut, banyak orang yang menderita PTSD tidak menyadari bahwa gejalanya disebabkan oleh peristiwa traumatis. Sebagian besar kasus bersifat ringan dan sementara, sementara kasus lainnya menjadi kronis dan dapat berlangsung berbulan-bulan. Untungnya, sebagian besar kondisi ini dapat dicegah dan diobati dengan pengobatan yang tepat. Misalnya, seseorang dapat meningkatkan kesehatan mentalnya dengan secara aktif melakukan rehabilitasi fisik, menerima dukungan setiap hari dari teman dan keluarga, dan melanjutkan gaya hidup sebelum kecelakaan.

Seseorang dengan PTSD juga dapat mengalami gejala kecemasan dan depresi setelah mengalami peristiwa traumatis. Meskipun banyak orang dapat mengatasi dampak dari peristiwa semacam itu, yang lain mengalami gangguan stres mental. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan gangguan fungsi sosial, peningkatan risiko penyakit kronis, dan bahkan kematian. Misalnya, Song dkk. melakukan serangkaian studi kohort nasional di Swedia, dan hasilnya menunjukkan bahwa gangguan stres jangka panjang dapat bertahan selama lebih dari 30 tahun. Individu dengan kondisi ini mungkin saja mengalami PTSD jangka panjang, yang dapat meningkatkan risiko penyakit menular parah dan gangguan autoimun.

Selain cedera fisik, pengidap PTSD juga bisa mengalami ketakutan dan kekhawatiran akan masa depan. Dalam banyak kasus, gejala PTSD mungkin dipicu oleh pikiran, perasaan, objek, dan situasi. Gejala penghindaran ini menyebabkan individu mengubah rutinitas dan menghindari tempat-tempat tertentu. Misalnya, seseorang dengan PTSD mungkin menghindari mengemudi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Gejala gangguan ini berbeda-beda pada setiap individu, namun bisa terjadi jika pernah terjadi trauma.

Gejala PTSD termasuk kehilangan rumah atau harta benda. Situs web medis https://minoko.asia/
merekomendasikan agar orang yang menderita gangguan ini mencari bantuan dari ahli kesehatan mental. Hasil tes tersebut dapat membantu mengidentifikasi penyebab PTSD dan menentukan rencana pengobatan yang tepat. Setelah diagnosis dipastikan, pengobatan akan dilanjutkan. Tidak ada obat untuk penyakit ini, namun penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki gejala penyakit ini.

Orang yang menderita PTSD seringkali mengalami berbagai gejala. Gejalanya mungkin disebabkan oleh pikiran atau perasaan. Hal ini juga dapat disebabkan oleh situasi atau objek. Kondisi ini juga disebabkan oleh kehilangan orang yang dicintai. Inilah sebabnya mengapa kondisi ini sering kali ditandai dengan rasa takut terhadap objek atau situasi tertentu. Ada banyak penyebab stres dan PTSD dapat berbeda-beda pada setiap orang. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk menemukan pengobatan yang tepat untuk gejala Anda.

PTSD dapat disebabkan oleh sejumlah peristiwa traumatis, seperti kecelakaan mobil. Beratnya trauma dan kehilangan orang yang dicintai merupakan faktor yang dapat memicu terjadinya PTSD. Seorang profesional kesehatan dapat mengevaluasi gejala Anda untuk menentukan apakah Anda menderita PTSD. Jika Anda menduga Anda menderita kondisi ini, temui psikiater untuk evaluasi. Anda perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh untuk menentukan pengobatan yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *